- See more at: http://alanjogja.blogspot.com/2010/09/cara-meringkas-postingan.html#sthash.3mIQJlfZ.dpuf
RSS

TERORISME DAN JIHAD

BAB I Pendahuluan
           
Banyak orang yang engidentikkan islam dengan dunia terorisme, pasalnya setiap aksi teror yang ada, dicurigai adalah orang islam pelakunya, apa bedanya dengan jihad?.
Apakah jihad itu? Dan apakah terorisme itu? Dalam hal ini kita harus bisa membedakan antara makna jihad dan terorisme. Karena kalau pemahamannya saja sudah salah, bisa dipastikan penerapannya juga akan salah. Agar tidak terjebak dalam pemahaman yang salah sehingga mengartikan jihad sebagai teror, maka kita harus mengkajinya lebih dalam tentang keduaya.
  
BAB II
Pembahasan

1.      Pengertian
a)      Jihad
Makna jihad itu beragam, tidak sebatas diartikan dengan berperang saja. Dari 41 kalipengulangan kata jihad dalam berbagai bentuknya di dalam Al-Qur’an, jihad mengandung arti sebuah usaha yang mengandung kesulitan dan kesukaran.
Kesimpilan ini diambil dari asal kata jihad itu sendiri yang berarti letih atau sukar. Apabila ada rasa letih dan sulit dalam belajar dan membantu orang tua, itu berarti kita telah melakukan jihad. Jihad bisa dimana-mana selama pekerjaan kita benar.
Selain bermakna usaha yang mengandung keletihan dan kesulitan, jihad juga mengandug “kemampuan” yang menuntut sang mujahid mengeluarkan segala daya kemampuannya demi mencapai tujuan sesungguhnya “Ridho Allah”. Dalam pengertian yang lebih luas, jihad dapat diartikan sebagai pengorbanan kita untuk menjujung tinggi agama Allah.
Arti inilah yang sering salah dimaknai oleh para pelaku teror. Dalam hal ini kita dapat merujuk pada apa yang difirmankan oleh Allah SWT, kata-kata pembunuhan disebutkan dengan kata QITAL, bukan dengan kata JIHAD.
Kutipan dari Hadits antara lain: “Dari Abdullah bin Umar r.a. Seorang lelaki mda meminta izin kepada Nabi untuk berjihad. Nabi bersabda, “apakah orang tuamu masih hidup?” lelaki tersebut berkata, “ya” maka Nabi Muhammad SAW menyuruhnya pulang dan berbakti karena dalam bakti seorang anak ada jihad” (Muttafaq ‘Alaih).
Dari definisi yang ditulis Syaikh Sayyid Sabiq (Fiqhus Sunnah): “jihad berasal dari kata “juhud” yang artinya upaya, usaha, kerja keras dan perjuangan. Barang siapa berusaha mati-matian dengan mengerakan segenap kemampuan fisik maupun materiil untuk melindungi memperjuangkan agama Allah maka ia dikatakan seseorang yang telah berjihad”.
Point yang harus ditanamkan pada diri masing-masing adalah:
*Islam tidak pernah mengartikan jihad sebagai perang
*Jihad adalah sikap kesungguhan hati, kekerasan tekad, dan ketekunan jiwa dalam mengawali segala aktifitas kehidupan ini yang bertujuan untuk memperjuangkan agama Allah SWT.
Ada 3 macam tingkatan jihad dari yang terbesar (Dalam bahasa Rasulullah) hingga yang terkecil, yaitu[1]:
#Jihad melawan hawa nafsu
#Jihad melawan syetan
#Jihad melawan musuh
Para ulama membagi nafsu menjadi tujuh macam: 3 nafsu buruk (Amarah, Lawwamah, Mulhamah) dan 4 nafsu baik (Al-Mutmainnah, Radliyah, Al-Mardliyyah, Kamilah).
Melawan nafsu ini merupakan hal yag terbesar dan tersusah bagi manusia untuk menjalaninya. Karena dalam faktanya banyak manusia yang masih tergiur dan memanjakan nafsunya. Allah berfirman dalam surat An-Nazi’at 40-41:
$¨Br&ur ô`tB t$%s{ tP$s)tB ¾ÏmÎn/u ygtRur }§øÿ¨Z9$# Ç`tã 3uqolù;$# ÇÍÉÈ   ¨bÎ*sù sp¨Ypgø:$# }Ïd 3urù'yJø9$# ÇÍÊÈ  
40. dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).
Nafsu bukanlah musuh nyata karena nafsu adalah bagian dari diri kita, sedangkan syetan berada di luar diri kita dan itulah sesungguhnya musuh yang nyata bagi kita. QS Al-Baqarah 168, 208, QS Al-An;am 142.
$ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# (#qè=ä. $£JÏB Îû ÇÚöF{$# Wx»n=ym $Y7ÍhsÛ Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Arßtã îûüÎ7B ÇÊÏÑÈ  
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÅVºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Arßtã ×ûüÎ7B ÇËÉÑÈ  
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
šÆÏBur ÉO»yè÷RF{$# \'s!qßJym $V©ósùur 4 (#qè=à2 $£JÏB ãNä3x%yu ª!$# Ÿwur (#qãèÎ7­Fs? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Arßtã ×ûüÎ7B ÇÊÍËÈ  
142. dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Dan yang termasuk jihad kecil adalah melawan musuh. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah 216:
|=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãA$tFÉ)ø9$# uqèdur ×nöä. öNä3©9 ( #Ó|¤tãur br& (#qèdtõ3s? $\«øx© uqèdur ׎öyz öNà6©9 ( #Ó|¤tãur br& (#q6Åsè? $\«øx© uqèdur @ŽŸ° öNä3©9 3 ª!$#ur ãNn=÷ètƒ óOçFRr&ur Ÿw šcqßJn=÷ès? ÇËÊÏÈ  
216. diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Nabi pernah mengucapkan sebuah kalimat “Kita kembali dari jihad kecil dan akan menghadapi jihad yang besar” ketika Nabi dan para sahabat pulang dari perang Badar. Artinya, perang melawan musuh itu adalah jihad kecil yang semua orang dapat melakukannya.
b)      Teroris

Teror mengandung arti penggunaan kekerasan, untuk menciptakan atau mengondisikan sebuah iklim ketakutan di dalam kelompok masyarakat yang lebih luas, daripada hanya jatuhnya korban kekerasan.
Dari situ muncullah suatu konsep yang memberi pengertian bahwa terorisme adalah cara atau teknik intimidasi dengan sasaran sistematik, demi suatu kepentingan tertentu.
Whittaker (2003) mengutip beberapa pengertian terorisme antara lain:
a.       Menurut Walter Reich, terorisme adalah suatu strategi kekerasan yang dirancang untuk meningkatkan hasil-hasil yang diinginkan, dengan cara menanamkan ketakutan di kalangan masyarakat umum.
b.      Brian Jenkins, terorisme adalah pengguanaan atau ancaman penggunaan kekerasan, yang bertujuan untuk mencapai terjadinya perubahan politik[2].
Jadi arti terorisme secara keseluruhan adalah kejahatan.

2.      Unsur-unsur
Adapun unsur-unsur terjadinya teror adalah sebagaimana yang telah tercantum dalam pengertian akan terorisme yaitu kebutuhan meningkatkan atau memajukan dan memperoleh suatu hasil yang diinginkan dengan cara menanamkan ketakutan di kalangan masyarakat.
Ada beberapa bentuk terorisme yang perlu kita bahas, antara lain[3]:
§  Teror kriminal
Teror kriminal biasanya hanya untuk kepentingan pribadi atau memperkya diri sendiri. Teroris kriminal bisa menggunakan cara pemerasan dan intimidasi. Mereka menggunakan kata-kata yang dapat menimbulkan ketakutan atau teror psikis.
§  Teror politik
Teror politik tidak memilih-milih korban. Teroris politik selalu siap melakukan pembunuhan terhadap orang-orang sipil: laki-laki, perempuan, dewasa atau anak-anak dengan tanpa mempertimbangkan penilaian politik atau moral, teror politik adalah suatu fenomena sosial yang penting.
Terorisme politis memiliki karakteristik sebagai berikut:
                               I.            Merupakan intimidasi (menakut-nakuti) koersif[4]
                            II.            Memakai pembunuhan dan destruksi (perusakan) secara sistematis sebagai sarana untuk tujuan tertentu
                         III.            Korban bukan tujuan, melainkan sarana untuk menciptakanperang urat syaraf, yakni “bunuh satu orang untuk menakuti seribu orang”
                         IV.            Target aksi teror dipilih, bekerja secara rahasia, namun tujuannya adalah publisitas
                            V.            Pesan aksi itu cukup jelas, meski pelaku tidak selalu menyatakan diri secara personal
                         VI.            Para pelaku kebanyakan dimotivasi oleh idealisme yang cukup keras, misalnya “berjuang demi agama dan kemanusiaan
Dengan ini maka Juliet Lodge, 1988:49 menyatakan bahwa hard-core kelompok teroris adalah fanatikus yang siap mati
§  Terorisme media
Bentuk terorisme seperti ini muncul pertama kali pada tahun enam puluhan berupa serangan acak atau random terhadap siapa saja dengan tujuan publisitas.
3.      Upaya pemberantasan terorisme
Dengan peristiwa 11 September 2001, upaya pemberantasan terorisme telah diangkat menjadi prioritas utama dalam kebijakan politik dan keamanan secara global. Aksi teror bom di Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 mendorong Pemerintah Indonesia untuk menyatakan perang melawan terorisme dan mengambil langkah-langkah pemberantasan serius dengan dikeluarkannya Perpu (Peraturan Pengganti Undang-Undang) No.1 tahun 2002 dan Perpu No.2 tahun 2002 serta Inpres (Instruksi Presiden) No.4 tahun 2002, disusul dengan surat keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan No. Kep-26/Menko/Polkam/11/2002 tentang pembentukan Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme[5]. Perpu No.1 2002 dan Perpu No.2 2002 telah disahkan menjadi Undang-undang No.15/2003 dan Undang-undang No.16/2003.
4.      Solusi
Untuk mencegah akan terjadinya peristiwa terorisme, hendaknya kita harus benar-benar memahami terlebih dahulu makna jihad dan teror, karena apabila salah makna maka kita juga akan salah dalam melangkah.
Kesalahan sebagian orang dalam memaknai kata jihad dapat mengakibatkan mendahulukan sesuatu yang lebih kecil, yaitu jihad melawan musuh, seperti yang sudah dipaparkan diatas. Maka sangat tidak pantas apabila seorang teroris yang merekrut anggota untuk menjalankan aksinya kemudian menamai dirinya sebagai orang yang jihad. Karena teroris bukanlah mujahid.

Perbedaan teroris dan mujahid adalah:
Mujahid:
a.       Melindungi agama Allah dengan cara melakukan perbaikan atau islah
b.      Melindungi hak-hak yang lemah dan terdzolimi
c.       Dilakukan sesuai yang telah ditentukan syariat islam dengan sasaran musuh yag jelas dan nyata.
Teroris:
a.       Bersifat merusak fasilitas yang telah ada
b.      Menimbulkan ketakutan dan kehancuran pada pihak lain
c.       Dilakukan tanpa aturan dan sasaran musuh yang jelas
Menjadi mujahid adalah seruan menciptakan kedamaian dan keamanan, teroris cenderung menciptakan ketakutan dan kerisauan.

Berikut ini adalah lima langkah agar tidak terjerumus dalam rayuan teroris:
1)      Memperdalam ilmu agama
2)      Bersikap lebih terbuka
3)      Berpikir lebih matang
4)      Tidak mudah terpengaruh
5)      Temukan jati diri
Dengan menunjukkan jati diri, akan berani untuk tidak mudah terpengaruh, karena sudah berpikir lebih matang, dengan dilandasi sikap lebih terbuka, melalui kehausan kita untuk memperdalam ilmu.

5.      Untuk meng-Esakan Allah
Islam mengajarkan perdamaian, bukan kekerasan, apalagi sampai mencelakakan atau membunuh orang lain demi suatu kepentingan tertentu. Kita harus memperdalam ilmu pengetahuan agar tidak mudah terjerumus kepada kefanatikan, dan kita juga harus pandai memilih jamaah yang kita ikuti, seperti sabda Rasulullah SAW.:

 لا يجمع الله هذه الأمة على الضلالة أبدا…يد الله على الجماعة فاتبعوا السواد الأعظم فإنه من شذ شذ في النار
Maksudnya: “Tidak akan Allah himpunkan umat ini ke dalam kesesatan selama-lamanya. Yadd (bantuan) Allah di atas Al-Jamaah. Maka ikutilah As-Sawad Al-A’zhom kerana sesiapa yang syaz (terasing) bererti terasing dalam neraka.” [Hadith riwayat At-Tirmizi, Al-Hakim (no:358), At-Tabrani (Al-Mu’jam Al-Kabir: no: 13461), Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wa As-Sifat dan sebagainya]

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda yang bermaksud: “…Hendaklah kamu menyertai jamaah (majoriti umat Islam) dan janganlah kamu berpecah (mengikut golongan yang tersesat). Siapa yang mau menghuni taman syurga, maka hendaklah dia mengikut jamaah” (Hadits riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, dan al-Hakim).Telah berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang bermaksud:”…Dan sesungguhnya pada jamaah itu ada rahmat, dan pada perpecahan itu ada azab.” Maka berkatalah Abu Umamah al-Bahili: “Hendaklah kamu bersama dengan sawadhul a’zhom”…(Hadits riwayat Imam Ahmad, al-Bazzar dan ath-Thabrani).

BAB III
Kesimpulan

            Tindakan teror itu adalah tindakan yang melenceng dari ajaran agama Islam, karena Islam mengajarkan perdamaian dan keamanan, bukan sebaliknya. Dan apabila ada orang yang mengatakan bahwasanya terorisme itu sama dengan jihad, maka pernyataan itu salah besar. karena dilihat dari arti kata dan pengertian yang dinyatakan oleh Rasulullah terlihat sangat jauh.
Bahwa jihad adalah usaha melawan hawa nafsu, syetan, dan musuh. Sedangkan terorisme itu hanya mementingkan melawan musuh dengan tanpa memperhatikan korban yang akan berjatuhan akibat perbuatannya.
Bila kita amati lagi hal-hal ini dapat dikaitkan dengan TAUHID RUBUBIYAH ataupun dengan TAUHID ULUHIYAH. Berkaitan dengan tauhid rububiyah karena bisa dilihat dari kuasa Allah yang telah menciptakan manusia sebagai kholifah di muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT. Dalam durat Al-Baqarah ayat 30
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ  
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Dan dapat juga dikaitkan dengan tauhid uluhiyah karena penciptaan manusia itu hanyalah semata-mata hanya untuk menyembah Allah SWT. Seperti yang telah tercantum dalam firman-Nya surat Adz-Dzariyat ayat 56:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Jihad adalah hal yang mulia, dan hal ini semata-mata dilakukan Lillahi Ta’ala. Namun jika seseorang salah dalam mengartikan jihad yang sebenarnya, maka sungguh merugilah orang-orang yang demikian.

BAB IV
Penutup


Daftar Pustaka

Hendropriyono, A.M. Terorisme Fundamentalis, Kristen, yahudi, Islam,Jakarta,November09
Salam Faisal,Moch.,SH,M.H,Motivasi Tindakan Terorisme,Mandar Maju,2005
Wahid,Abdul,Drs.,SH.,MA.,Kejahatan Terorisme,Refika Aditama,April 2004
Add-Ins, Microsoft Word,Al-Qur’an




[1] http://nikmatnyaislam.wordpress.com/2011/06/22/jihad-vs-aksi-teror/
[2] Hendropriyono, A.M. Terorisme Fundamentalis, Kristen, yahudi, Islam,Jakarta,November09/Hal.25-26
[3] Wahid, Abdul, Drs.Sh.MA., Kejahatan Terrorisme, Refika Aditama, April 2004/Hal.38-39
[4] Intimidasi yang prosesnya dilaksanakan dengan menggunakan tekanan sehingga salah satu pihak yang terintimidasi berada dalam keadaan lemah dibandingkan dengan pihak lawan
[5] Salam Faisal,Moch.,SH,M.H,Motivasi Tindakan Terorisme,Mandar Maju,2005/Hal.2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar