- See more at: http://alanjogja.blogspot.com/2010/09/cara-meringkas-postingan.html#sthash.3mIQJlfZ.dpuf
RSS

TEORI REVOLUSI PARADIGMA THOMAS KUHN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern sekarang ini banyak penemuan-penemuan teori baru yang sangat mempengaruhi dalam dunia sains ditambah lagi dengan adanya penemuan-penemuan teknologi baru yang sangat maju sehingga hal-hal tersebut dapat menimbulkan suatu reovolusioner dalam berbagai bidang misalnya, dalam bidang pendidikan, ekonomi, hukum, sosio-budaya, dll. Tentu saja hal tersebut akan merubah pandangan kita dalam memahami suatu pradigma yang akan kita pakai dalam pemgaplikasian di dalam masyarakat. Hal tersebut yang dalam bukunya Thomas Kuhn disebutkan “munculnya” teori atau penemuan baru.
Menurut Thomas Kuhn sendiri menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode,prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis, kepercayaan terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara pandang yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah menjadi pertanda telah terjadi pergeseran paradigma. Bahwa dari pemaparan di atas pemakalah dapat memahami pendapat Thomas Kuhn tentang pradigma itu sendiri yaitu suatu teori yang akan kita pakai, gunakan, terapkan/paparkan berdasarkan dari pengujian-pengujian sikap atau prilaku dalam anggota-anggota masyarakat ilmiah yang sudah ditetapkan menurut teori sebelumnya. Pradigma digunakan untuk semua niai-nilai, keyakinan, teknik, dan semua yang pernah dilakukan oleh anggota-anggota masyarakat yang sudah sah. Dan untuk menyingkat kata dalam hal ini pemakalah saya sudahi dan masih banyak hal yang akan dapat pemakalah sampaikan dalam bab-bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Jelaskan secara singkat tentang biografi Thomas Kuhn!
2.      Bagaimanakah pemikiran Thomas Kuhn?
3.      Jelaskan tahapan praktek ilmu!
4.      Bagaimanakah pemecahan revolusi itu?

1.3 Tujuan
1.      Untuk dapat menjelaskan biografi Thomas Kuhn
2.      Untuk menjelaskan pemikiran Thomas Kuhn
3.      Untuk menjelaskan tahapan praktek ilmu
4.      Untuk menjelaskan pemecahan revolusi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TENTANG THOMAS KUHN
Thomas Samuel Kuhn lahir di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli 1922. Kuhn lahir dari pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan Minette Stroock Kuhn. Pada tahun 1946 Kuhn belajar sebagai fisikawan namun baru menjadi pengajar setelah mendapatkan gelar Ph.D dari Harvard pada tahun 1949. Tiga tahunnya dalam kebebasan akademik sebagai Harvard Junior Fellow sangat penting dalam perubahan perhatiannya dari ilmu fisika kepada sejarah (dan filsafat) ilmu. Dia kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada pengajaran umum dan sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant.
Setelah meninggalkan Harvard dia belajar di Universtitas Berkeley di California sebagai pengajar di departemen filosofi dan sains. Dia menjadi profesor sejarah ilmu pada 1961. Di berkeley ini dia menuliskan dan menerbitkan bukunya yang terkenal The Structure Of Scientific Revolution pada tahun 1962. Pada tahun 1964 dia menjadi profesor filsafat dan sejarah seni di Princeton pada tahun 1964-1979. Kemudian di MIT sebagai professor filsafat. Tetap di sini hingga 1991. Jadi Thomas Kuhn tumbuh ketika ilmu telah terindustrialisasikan dan telah ditransformasikan menjadi karir dari pada pengabdian. Pada tahun 1994 dia mewawancarai Niels Bohr sang fisikawan sebelum fisikawan itu meninggal dunia. Dia menikah dua kali dan memiliki tiga anak. Kuhn mendapat banyak penghargaan di bidang akademik. Sebagai contohnya dia memegang posisi sebagai Lowel lecturer pada tahun 1951, Guggeheim fellow dari 1954 hingga 1955, Dan masih banyak penghargaan lain. Pada tahun 1994, Kuhn didiagnostik dengan kanker dari Bronchial tubes. Dia meninggal pada tahun 1996 di rumahnya di Cambridge Massachusetts.
Disini pemakalah tertarik dengan pengalaman tenteng Thomas Kuhn yaitu pada suatu hari yang panas Thomas Samuel Kuhn sedang membaca sebuah buku Aristoteles di kamarnya. Ada sesuatu hal yang tidak dimengertinya, kenapa Aristoteles begitu brilian dalam ilmu lain tapi begitu bingung mengenai gerak. Tiba-tiba dia mendapat sebuah Ide. Sebuah pemahaman baru mengenai Science. “Saya menerawang keluar dari jendela kamarku. Tiba-tiba kepingan-kepingan dalam kepalaku tiba-tiba membentuk dirinya dalam cara yang baru, dan jatuh ditempatnya bersama-sama. Aku ternganga.”
2.2 PEMIKIRAN THOMAS KUHN
Sebutan paradigma pada masa sebelumnya belum terlalu nampak mencolok namun setelah Thomas Khun memperkenalkannya melalui bukunya yang berjudul “The Structure of Scientific Revolution”, University of Chicago Press, Chicago,1962.[1] menjadi begitu terkenal yang membicarakan tentang Filsafat Sains. Khun menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis, kepercayaan terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara pandang yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah menjadi pertanda telah terjadi pergeseran paradigma.[2] Fungsi dari Paradigma menyediakan puzzle bagi para ilmuwan. Paradigma sekaligus menyediakan alat untuk solusinya. Ilmu digambarkan oleh Thomas Kuhn sebagai sebuah kegiatan menyelesaikan puzzle.Thomas Kuhn pertamakali menggunakannya dalam sains, menunjukkan bahwa penelitian ilmiah tidak menuju ke kebenaran. Penelitian ilmiah sangat tergantung pada dogma dan terikat pada teori yang lama. Dalam pemikiran Kuhn paradigma secara tidak langsung mempengaruhi proses ilmiah dalam empat cara dasar. Yaitu: Apa yang harus dipelajari dan diteliti, Pertanyaan yang harus ditanyakan, Struktur sebenarnya dan sifat dasar dari pertanyaan itu, Bagaimana hasil dari riset apapun diinterpretasikan.
Kuhn mempercayai bahwa ilmu pengetahuan memiliki periode pengumpulan data dalam sebuah paradigma. Revolusi kemudian terjadi setelah sebuah paradigma menjadi dewasa. Paradigma mampu mengatasi anomali. Beberapa anomali masih dapat diatasi dalam sebuah paradigma. Namun demikian ketika banyak anomali-anomali yang mengganggu yang mengancam matrik(acuan) disiplin maka paradigma tidak bisa dipertahankan lagi. Ketika sebuah paradigma tidak bisa dipertahankan maka para ilmuan bisa berpindah ke paradigma baru. Ketika berada pada periode pengumpulan data maka ilmu pengetahuan mengalami apa yang dikatakan perkembangan ilmu biasa. Dalam perkembangan ilmu biasa sebuah ilmu pengetahuan mengalami perkembangan. Ketika Paradigma mengalami pergeseran maka itu disebut masa revolusioner. Ilmu dalam tahap biasa bisa dikatakan sebagai pengumpulan yang semakin banyak dari solusi Puzzle. Sedangkan pada tahap revolusi ilmiah terdapat revisi dari kepercayaan ilmiah atau praktek. Thomas Kuhn menyebutkan kurang lebihnya dalam hal ini yang akan pemakalah jelaskan secara rinci pada bagian berikutnya yaitu tentang ; pradigma sains yang normal, anomali munculnya penemuan sains, revolusi sebagai perubahan pandangan atas dunia, dan pemecahan revolusi.

2.3 PRADIGMA SAINS YANG NORMAL
Thomas Samuel Kuhn (1922-1996) setelah menulis panjang lebar tentang sejarah ilmu pengetahuan, dan mengembangkan beberapa gagasan penting dalam filsafat ilmu pengetahuan. Ia paling terkenal karena bukunya The Structure of Scientific Revolutions di mana ia menyampaikan gagasan bahwa sains tidak "berkembang secara bertahap menuju kebenaran", tapi malah mengalami revolusi periodik yang dia sebut pergeseran paradigma.[3] Analisis Kuhn tentang sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan kepadanya bahwa praktek ilmu datang dalam tiga Tahapan; yaitu:
1)      Tahap Pra-ilmiah, yang mengalami hanya sekali dimana tidak ada konsensus tentang teori apapun. penjelasan Fase ini umumnya ditandai oleh beberapa teori yang tidak sesuai dan tidak lengkap. Akhirnya salah satu dari teori ini "menang".
2)      Normal Science. Seorang ilmuwan yang bekerja dalam fase ini memiliki teori override (kumpulan teori) yang oleh Kuhn disebut sebagai paradigma. Dalam ilmu pengetahuan normal, tugas ilmuwan adalah rumit, memperluas, dan lebih membenarkan paradigma. Akhirnya, bagaimanapun, masalah muncul, dan teori ini diubah dalam ad hoc(khusus) cara untuk mengakomodasi bukti eksperimental yang mungkin tampaknya bertentangan dengan teori asli. Akhirnya, teori penjelasan saat ini gagal untuk menjelaskan beberapa fenomena atau kelompok daripadanya, dan seseorang mengusulkan penggantian atau redefinisi dari teori ini.
3)      Pergeseran Paradigma, mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan revolusioner. Kuhn percaya bahwa semua bidang ilmiah melalui pergeseran paradigma ini berkali-kali, seperti teori-teori baru menggantikan yang lama.

2.4 ANOMALI MUNCULNYA PENEMUAN SAINS
Penemuan baru bukanlah peristiwa-peristiwa terasing, melainkan episode-episode yang diperluas dengan struktur yang berulang secara teratur. Penemuan diawali dengan kesadaran akan anomali, yakni dengan pengakuan bahwa alam dengan suatu cara telah melanggar pengharapan yang didorong oleh paradigma yang menguasai sains yang normal.[4] Kemudian ia berlanjut dengan eksplorasi yang sedikit banyak diperluas pada wilayah anomali. Dan ia hanya berakhir jika teori atau paradigma itu telah disesuaikan sehingga yang menyimpang itu menjadi yang diharapkan. Jadi, intinya bahwa dalam penemuan baru harus ada penyesuaian antara fakta dengan teori yang baru. Dari teori ini Thomas Kuhn memberikan definisi yang berbeda antara discovery dan invention. Yang dimaksud discovery adalah kebaruan faktual (penemuan), sedang invention adalah kebaruan teori (penciptaan) yang mana keduanya saling terjalin erat satu sama lain.
2.5 REVOLUSI SEBAGAI PERUBAHAN PANDANGAN ATAS DUNIA
Para sejarahwan menyatakan bahwa jika paradigm-paradigma berubah, maka dunia sendiri berubah bersamanya, dengan hal tersebut para ilmuwan mengunakan pedoman-pedoman yang baru dan menoleh ke tempat-tempat atau lokasi yang baru. Yang lebih tinggi lagi atau lebih luas dan ini akan menjadikan pandangannya yang asing. Perubahan-perubahan seperti ini ternyata begitu berpengaruh. Disini yang perlu diperhatikan yaitu selama proses revolusi, para ilmuwan melihat hal-hal baru dan berbeda dengan ketika menggunakan instrument-instrument yang sangat dikenalnya untuk melihat tempat-tempat yang pernah dilihatnya. Seakan-akan masyarakat profesional itu tiba-tiba dipindahkan ke daerah lain dimana objek-objek yang sangat dikenal sebelumnya tampak dalam penerangan yang berbeda dan juga berbaur dengan objek-objek yang tidak dikenal.[5] Kalaupun ada ilmuwan atau sebagian kecil ilmuwan yang tidak mau menerima paradigma yang baru sebagai landasan risetnya, dan ia tetap bertahan pada paradigma yang telah dibongkar yang sudah tidak mendapat legitimasi dari masyarakat sains, maka aktifitas-aktifitas risetnya hanya merupakan taitologi yang tidak nermanfaat sama sekali. Inilah yang dinamakan perlunya revolusi ilmiah.
Menurut Kuhn, secara manusiawi maka seseorang tidak akan mau untuk menjatuhkan teori yang dibangunnya sendiri, tetapi justru akan mempertahankannya sehingga munculah silang pendapat dan polemik. karena teori itu bukan dilemahkan oleh fakta-fakta.
Setelah suatu revolusi sains, banyak pengukuran dan manipulasi yang lama menjadi tidak relevan dan diganti dengan yang lain. Akan tetapi, perubahan-perubahan seperti ini tidak menyeluruh. Apapun yang kemudian dapat dilihatnya, yang dipandang oleh ilmuwan setelah revolusi masih tetap dunia itu juga. Selain itu, meskipun ia telah menggunakan mereka dengan cara yang berbeda, banyak dari bahasanya dan sebagian besar dari instrumen tempat penelitiannya masih sama dengan sebelumya. Akibatnya pada waktu revolusinya, tanpa kecuali, mencakup banyak manipulasi yang sama, di selanggarakan dengan instrumrn-instrumen yang sama , dan dilukiskan dengan peristilahan yang sama dengan pendahulunya dari masa sebelum revolusi. Jika manipulasi-manipulasi yang kekal ini telah berubah semuannya, maka perubahan ini harus terdapat pada hubungan mereka dengan paradigma atau pada hasil-hasil mereka yang kongkret.[6]
2.6 PEMECAHAN REVOLUSI
Kita sudah melihat beberapa alasan mengapa para pendukung paradigma yang bersaingan mesti gagal dalam membuat bentuk yang lengkap dan sesuai dengan sentral satu sama yang lain. Secara kolektif alasan-alasan ini telah digambarkan sebagai tradisi-tradisi sains normal sebelum dan pada saat revolusi yang tidak dapat di bandingkan. Pertama-tama para pendukung paradigma akan berkompentisi akan sering tidak sepakat tentang daftar masalah yang harus dipecahkan oleh setiap calon paradigma. Standarnya mereka dalam paradigmanya tidak sama,
Sebagai contoh: misalnya mengenai perdebatan antara pendukung Aristoteles dengan pendukung Galileo dalam melihat benda berayun. Aristoteles membuat teori bahwa benda berayun itu hanyalah jatuh dengan kesulitan karena tertahan oleh rantai. Sedang Galileo memandang benda yang berayun itu dari sisi pendulumnya.
Bagaimanapun, yang terlibat lebih dari pada tidak bisa dibanding-bandingkannya standar-standar. Karena paradigma-paradigma baru dilahirkan dari yang lama, mereka biasanya menggunakan banyak kosakata dan peralatan, baik konseptual maupun manipulative, yang sebelumnya telah digunakan oleh paradigm-paradigma tradisional. akan tetapi mereka, jarang menggunakan unsur-unsur pinjaman ini dengan cara yang benar-benar tradisional. Dalam paradigma yang baru, istilah, konsep, dan eksperimen lama masuk kedalam hubungan-hubungan baru satu sama lain.
Dalam pemilihan paradigma tidak ada standar baku melainkan hanyalah menyesuaikan diri terhadap persetujuan masyarakat. Adanya revolusi sains dengan berbagai teori argumentatifnya akan membentuk masyarakat sains. Oleh karena itu, permasalahan paradigma / munculnya paradigma baru sebagai akibat dari revolusi sains tiada lain hanyalah sebuah konsensus atau kesepakatan yang sangat ditentukan oleh retorika di kalangan akademisi atau masyarakat itu sendiri. Sejauh mana paradigma baru itu diterima oleh mayoritas masyarakat sains, maka disitulah revolusi sains (revolusi ilmiah) akan terwujud.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
A.    Thomas Samuel Kuhn lahir di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli 1922. Kuhn lahir dari pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan Minette Stroock Kuhn. Pada tahun 1946 Kuhn belajar sebagai fisikawan namun baru menjadi pengajar setelah mendapatkan gelar Ph.D dari Harvard pada tahun 1949. Tiga tahunnya dalam kebebasan akademik sebagai Harvard Junior Fellow sangat penting dalam perubahan perhatiannya dari ilmu fisika kepada sejarah (dan filsafat) ilmu. Dia kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada pengajaran umum dan sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant.
B.     Khun menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis, kepercayaan terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara pandang yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah menjadi pertanda telah terjadi pergeseran paradigma.
C.     - Tahap Pra-ilmiah, yang mengalami hanya sekali dimana tidak ada konsensus tentang teori apapun. - Normal Science, Seorang ilmuwan yang bekerja dalam fase ini memiliki teori override (kumpulan teori) yang oleh Kuhn disebut sebagai paradigma. - Pergeseran Paradigma, mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan revolusioner.
D.    Adanya revolusi sains dengan berbagai teori argumentatifnya akan membentuk masyarakat sains. Oleh karena itu, permasalahan paradigma / munculnya paradigma baru sebagai akibat dari revolusi sains tiada lain hanyalah sebuah konsensus atau kesepakatan yang sangat ditentukan oleh retorika di kalangan akademisi atau masyarakat itu sendiri. Sejauh mana paradigma baru itu diterima oleh mayoritas masyarakat sains, maka disitulah revolusi sains (revolusi ilmiah) akan terwujud.

3.2  DAFTAR PUSTAKA
Sardar, Ziauddin. 2002.  Thomas Kuhn Dan Perang Ilmu.  Yogyakarta: Penerbit Jendela
Kuhn, Thomas S. 2002. The Structure of Scientific Revolutions. Bandung: Remaja Rosdakarya



[1] Ziauddin Sardar, Thomas Kuhn Dan Perang Ilmu, Yogyakarta:Penerbit Jendela, 2002.hal 30-31.   
[2] Thomas S.Kuhn,The Structure of Scientific Revolutions, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), bab I
[3] Thomas S.Kuhn,The Structure of Scientific Revolutions, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002). Hal 10
[4] Thomas S.Kuhn,The Structure of Scientific Revolutions, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002). hal.53
[5] Ibid. hal. 109
[6] Ibid. Hal. 126

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar