BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman
modern sekarang ini banyak penemuan-penemuan teori baru yang sangat
mempengaruhi dalam dunia sains ditambah lagi dengan adanya penemuan-penemuan
teknologi baru yang sangat maju sehingga hal-hal tersebut dapat menimbulkan
suatu reovolusioner dalam berbagai bidang misalnya, dalam bidang pendidikan,
ekonomi, hukum, sosio-budaya, dll. Tentu saja hal tersebut akan merubah
pandangan kita dalam memahami suatu pradigma yang akan kita pakai dalam
pemgaplikasian di dalam masyarakat. Hal tersebut yang dalam bukunya Thomas Kuhn
disebutkan “munculnya” teori atau penemuan baru.
Menurut Thomas
Kuhn sendiri menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang,
nilai-nilai, metode-metode,prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang
dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara
pandang tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis,
kepercayaan terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara pandang
yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah menjadi pertanda telah
terjadi pergeseran paradigma. Bahwa dari pemaparan di atas pemakalah dapat
memahami pendapat Thomas Kuhn tentang pradigma itu sendiri yaitu suatu teori
yang akan kita pakai, gunakan, terapkan/paparkan berdasarkan dari
pengujian-pengujian sikap atau prilaku dalam anggota-anggota masyarakat ilmiah
yang sudah ditetapkan menurut teori sebelumnya. Pradigma digunakan untuk semua
niai-nilai, keyakinan, teknik, dan semua yang pernah dilakukan oleh
anggota-anggota masyarakat yang sudah sah. Dan untuk menyingkat kata dalam hal
ini pemakalah saya sudahi dan masih banyak hal yang akan dapat pemakalah
sampaikan dalam bab-bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Jelaskan
secara singkat tentang biografi Thomas Kuhn!
2.
Bagaimanakah
pemikiran Thomas Kuhn?
3.
Jelaskan
tahapan praktek ilmu!
4.
Bagaimanakah
pemecahan revolusi itu?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
dapat menjelaskan biografi Thomas Kuhn
2.
Untuk
menjelaskan pemikiran Thomas Kuhn
3.
Untuk
menjelaskan tahapan praktek ilmu
4.
Untuk
menjelaskan pemecahan revolusi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TENTANG THOMAS KUHN
Thomas Samuel Kuhn lahir di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli
1922. Kuhn lahir dari pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan
Minette Stroock Kuhn. Pada tahun 1946 Kuhn belajar sebagai fisikawan namun baru
menjadi pengajar setelah mendapatkan gelar Ph.D dari Harvard pada tahun 1949.
Tiga tahunnya dalam kebebasan akademik sebagai Harvard Junior Fellow sangat
penting dalam perubahan perhatiannya dari ilmu fisika kepada sejarah (dan
filsafat) ilmu. Dia kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada
pengajaran umum dan sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant.
Setelah meninggalkan Harvard dia belajar di Universtitas Berkeley
di California sebagai pengajar di departemen filosofi dan sains. Dia menjadi
profesor sejarah ilmu pada 1961. Di berkeley ini dia menuliskan dan menerbitkan
bukunya yang terkenal The Structure Of Scientific Revolution pada tahun 1962.
Pada tahun 1964 dia menjadi profesor filsafat dan sejarah seni di Princeton
pada tahun 1964-1979. Kemudian di MIT sebagai professor filsafat. Tetap di sini
hingga 1991. Jadi Thomas Kuhn tumbuh ketika ilmu telah terindustrialisasikan
dan telah ditransformasikan menjadi karir dari pada pengabdian. Pada tahun 1994
dia mewawancarai Niels Bohr sang fisikawan sebelum fisikawan itu meninggal
dunia. Dia menikah dua kali dan memiliki tiga anak. Kuhn mendapat banyak
penghargaan di bidang akademik. Sebagai contohnya dia memegang posisi sebagai
Lowel lecturer pada tahun 1951, Guggeheim fellow dari 1954 hingga 1955, Dan
masih banyak penghargaan lain. Pada tahun 1994, Kuhn didiagnostik dengan kanker
dari Bronchial tubes. Dia meninggal pada tahun 1996 di rumahnya di Cambridge
Massachusetts.
Disini pemakalah tertarik dengan pengalaman tenteng Thomas Kuhn
yaitu pada suatu hari yang panas Thomas Samuel Kuhn sedang membaca sebuah buku
Aristoteles di kamarnya. Ada sesuatu hal yang tidak dimengertinya, kenapa
Aristoteles begitu brilian dalam ilmu lain tapi begitu bingung mengenai gerak.
Tiba-tiba dia mendapat sebuah Ide. Sebuah pemahaman baru mengenai Science.
“Saya menerawang keluar dari jendela kamarku. Tiba-tiba kepingan-kepingan dalam
kepalaku tiba-tiba membentuk dirinya dalam cara yang baru, dan jatuh
ditempatnya bersama-sama. Aku ternganga.”
2.2 PEMIKIRAN
THOMAS KUHN
Sebutan paradigma pada masa sebelumnya belum terlalu nampak
mencolok namun setelah Thomas Khun memperkenalkannya melalui bukunya yang
berjudul “The Structure of Scientific Revolution”, University of Chicago Press,
Chicago,1962.[1]
menjadi begitu terkenal yang membicarakan tentang Filsafat Sains. Khun
menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh
suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang
tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis, kepercayaan
terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara pandang yang demikian
menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah menjadi pertanda telah terjadi
pergeseran paradigma.[2]
Fungsi dari Paradigma menyediakan puzzle bagi para ilmuwan. Paradigma sekaligus
menyediakan alat untuk solusinya. Ilmu digambarkan oleh Thomas Kuhn sebagai
sebuah kegiatan menyelesaikan puzzle.Thomas Kuhn pertamakali menggunakannya
dalam sains, menunjukkan bahwa penelitian ilmiah tidak menuju ke kebenaran.
Penelitian ilmiah sangat tergantung pada dogma dan terikat pada teori yang
lama. Dalam pemikiran Kuhn paradigma secara tidak langsung mempengaruhi proses
ilmiah dalam empat cara dasar. Yaitu: Apa yang harus dipelajari dan diteliti,
Pertanyaan yang harus ditanyakan, Struktur sebenarnya dan sifat dasar dari
pertanyaan itu, Bagaimana hasil dari riset apapun diinterpretasikan.
Kuhn mempercayai bahwa ilmu pengetahuan memiliki periode
pengumpulan data dalam sebuah paradigma. Revolusi kemudian terjadi setelah
sebuah paradigma menjadi dewasa. Paradigma mampu mengatasi anomali. Beberapa anomali
masih dapat diatasi dalam sebuah paradigma. Namun demikian ketika banyak
anomali-anomali yang mengganggu yang mengancam matrik(acuan) disiplin maka
paradigma tidak bisa dipertahankan lagi. Ketika sebuah paradigma tidak bisa
dipertahankan maka para ilmuan bisa berpindah ke paradigma baru. Ketika berada
pada periode pengumpulan data maka ilmu pengetahuan mengalami apa yang
dikatakan perkembangan ilmu biasa. Dalam perkembangan ilmu biasa sebuah ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan. Ketika Paradigma mengalami pergeseran maka
itu disebut masa revolusioner. Ilmu dalam tahap biasa bisa dikatakan sebagai
pengumpulan yang semakin banyak dari solusi Puzzle. Sedangkan pada tahap
revolusi ilmiah terdapat revisi dari kepercayaan ilmiah atau praktek. Thomas Kuhn
menyebutkan kurang lebihnya dalam hal ini yang akan pemakalah jelaskan secara
rinci pada bagian berikutnya yaitu tentang ; pradigma sains yang normal,
anomali munculnya penemuan sains, revolusi sebagai perubahan pandangan atas
dunia, dan pemecahan revolusi.
2.3 PRADIGMA SAINS YANG NORMAL
Thomas Samuel Kuhn (1922-1996) setelah menulis panjang lebar
tentang sejarah ilmu pengetahuan, dan mengembangkan beberapa gagasan penting
dalam filsafat ilmu pengetahuan. Ia paling terkenal karena bukunya The
Structure of Scientific Revolutions di mana ia menyampaikan gagasan bahwa sains
tidak "berkembang secara bertahap menuju kebenaran", tapi malah
mengalami revolusi periodik yang dia sebut pergeseran paradigma.[3]
Analisis Kuhn tentang sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan kepadanya bahwa
praktek ilmu datang dalam tiga Tahapan; yaitu:
1)
Tahap
Pra-ilmiah, yang mengalami hanya sekali dimana tidak ada konsensus tentang
teori apapun. penjelasan Fase ini umumnya ditandai oleh beberapa teori yang
tidak sesuai dan tidak lengkap. Akhirnya salah satu dari teori ini
"menang".
2)
Normal
Science. Seorang ilmuwan yang bekerja dalam fase ini memiliki teori override
(kumpulan teori) yang oleh Kuhn disebut sebagai paradigma. Dalam ilmu
pengetahuan normal, tugas ilmuwan adalah rumit, memperluas, dan lebih
membenarkan paradigma. Akhirnya, bagaimanapun, masalah muncul, dan teori ini
diubah dalam ad hoc(khusus) cara untuk mengakomodasi bukti eksperimental yang
mungkin tampaknya bertentangan dengan teori asli. Akhirnya, teori penjelasan
saat ini gagal untuk menjelaskan beberapa fenomena atau kelompok daripadanya,
dan seseorang mengusulkan penggantian atau redefinisi dari teori ini.
3)
Pergeseran
Paradigma, mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan revolusioner. Kuhn
percaya bahwa semua bidang ilmiah melalui pergeseran paradigma ini
berkali-kali, seperti teori-teori baru menggantikan yang lama.
2.4 ANOMALI
MUNCULNYA PENEMUAN SAINS
Penemuan baru bukanlah peristiwa-peristiwa terasing, melainkan
episode-episode yang diperluas dengan struktur yang berulang secara teratur.
Penemuan diawali dengan kesadaran akan anomali, yakni dengan pengakuan bahwa
alam dengan suatu cara telah melanggar pengharapan yang didorong oleh paradigma
yang menguasai sains yang normal.[4] Kemudian
ia berlanjut dengan eksplorasi yang sedikit banyak diperluas pada wilayah
anomali. Dan ia hanya berakhir jika teori atau paradigma itu telah disesuaikan
sehingga yang menyimpang itu menjadi yang diharapkan. Jadi, intinya bahwa dalam
penemuan baru harus ada penyesuaian antara fakta dengan teori yang baru. Dari
teori ini Thomas Kuhn memberikan definisi yang berbeda antara discovery dan
invention. Yang dimaksud discovery adalah kebaruan faktual (penemuan), sedang
invention adalah kebaruan teori (penciptaan) yang mana keduanya saling terjalin
erat satu sama lain.
2.5 REVOLUSI
SEBAGAI PERUBAHAN PANDANGAN ATAS DUNIA
Para sejarahwan menyatakan bahwa jika paradigm-paradigma berubah,
maka dunia sendiri berubah bersamanya, dengan hal tersebut para ilmuwan
mengunakan pedoman-pedoman yang baru dan menoleh ke tempat-tempat atau lokasi
yang baru. Yang lebih tinggi lagi atau lebih luas dan ini akan menjadikan
pandangannya yang asing. Perubahan-perubahan seperti ini ternyata begitu
berpengaruh. Disini yang perlu diperhatikan yaitu selama proses revolusi, para
ilmuwan melihat hal-hal baru dan berbeda dengan ketika menggunakan
instrument-instrument yang sangat dikenalnya untuk melihat tempat-tempat yang
pernah dilihatnya. Seakan-akan masyarakat profesional itu tiba-tiba dipindahkan
ke daerah lain dimana objek-objek yang sangat dikenal sebelumnya tampak dalam
penerangan yang berbeda dan juga berbaur dengan objek-objek yang tidak dikenal.[5]
Kalaupun ada ilmuwan atau sebagian kecil ilmuwan yang tidak mau menerima
paradigma yang baru sebagai landasan risetnya, dan ia tetap bertahan pada
paradigma yang telah dibongkar yang sudah tidak mendapat legitimasi dari
masyarakat sains, maka aktifitas-aktifitas risetnya hanya merupakan taitologi
yang tidak nermanfaat sama sekali. Inilah yang dinamakan perlunya revolusi
ilmiah.
Menurut Kuhn, secara manusiawi maka seseorang tidak akan mau untuk
menjatuhkan teori yang dibangunnya sendiri, tetapi justru akan
mempertahankannya sehingga munculah silang pendapat dan polemik. karena teori
itu bukan dilemahkan oleh fakta-fakta.
Setelah suatu revolusi sains, banyak pengukuran dan manipulasi yang
lama menjadi tidak relevan dan diganti dengan yang lain. Akan tetapi,
perubahan-perubahan seperti ini tidak menyeluruh. Apapun yang kemudian dapat
dilihatnya, yang dipandang oleh ilmuwan setelah revolusi masih tetap dunia itu
juga. Selain itu, meskipun ia telah menggunakan mereka dengan cara yang
berbeda, banyak dari bahasanya dan sebagian besar dari instrumen tempat
penelitiannya masih sama dengan sebelumya. Akibatnya pada waktu revolusinya,
tanpa kecuali, mencakup banyak manipulasi yang sama, di selanggarakan dengan
instrumrn-instrumen yang sama , dan dilukiskan dengan peristilahan yang sama
dengan pendahulunya dari masa sebelum revolusi. Jika manipulasi-manipulasi yang
kekal ini telah berubah semuannya, maka perubahan ini harus terdapat pada
hubungan mereka dengan paradigma atau pada hasil-hasil mereka yang kongkret.[6]
2.6 PEMECAHAN
REVOLUSI
Kita sudah melihat beberapa alasan mengapa para pendukung paradigma
yang bersaingan mesti gagal dalam membuat bentuk yang lengkap dan sesuai dengan
sentral satu sama yang lain. Secara kolektif alasan-alasan ini telah
digambarkan sebagai tradisi-tradisi sains normal sebelum dan pada saat revolusi
yang tidak dapat di bandingkan. Pertama-tama para pendukung paradigma akan
berkompentisi akan sering tidak sepakat tentang daftar masalah yang harus
dipecahkan oleh setiap calon paradigma. Standarnya mereka dalam paradigmanya
tidak sama,
Sebagai
contoh: misalnya mengenai perdebatan antara pendukung Aristoteles dengan
pendukung Galileo dalam melihat benda berayun. Aristoteles membuat teori bahwa
benda berayun itu hanyalah jatuh dengan kesulitan karena tertahan oleh rantai.
Sedang Galileo memandang benda yang berayun itu dari sisi pendulumnya.
Bagaimanapun, yang terlibat lebih dari pada tidak bisa
dibanding-bandingkannya standar-standar. Karena paradigma-paradigma baru
dilahirkan dari yang lama, mereka biasanya menggunakan banyak kosakata dan
peralatan, baik konseptual maupun manipulative, yang sebelumnya telah digunakan
oleh paradigm-paradigma tradisional. akan tetapi mereka, jarang menggunakan
unsur-unsur pinjaman ini dengan cara yang benar-benar tradisional. Dalam
paradigma yang baru, istilah, konsep, dan eksperimen lama masuk kedalam
hubungan-hubungan baru satu sama lain.
Dalam pemilihan paradigma tidak ada standar baku melainkan hanyalah
menyesuaikan diri terhadap persetujuan masyarakat. Adanya revolusi sains dengan
berbagai teori argumentatifnya akan membentuk masyarakat sains. Oleh karena
itu, permasalahan paradigma / munculnya paradigma baru sebagai akibat dari
revolusi sains tiada lain hanyalah sebuah konsensus atau kesepakatan yang
sangat ditentukan oleh retorika di kalangan akademisi atau masyarakat itu
sendiri. Sejauh mana paradigma baru itu diterima oleh mayoritas masyarakat
sains, maka disitulah revolusi sains (revolusi ilmiah) akan terwujud.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A.
Thomas
Samuel Kuhn lahir di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli 1922. Kuhn lahir dari
pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan Minette Stroock Kuhn.
Pada tahun 1946 Kuhn belajar sebagai fisikawan namun baru menjadi pengajar
setelah mendapatkan gelar Ph.D dari Harvard pada tahun 1949. Tiga tahunnya
dalam kebebasan akademik sebagai Harvard Junior Fellow sangat penting dalam
perubahan perhatiannya dari ilmu fisika kepada sejarah (dan filsafat) ilmu. Dia
kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada pengajaran umum dan
sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant.
B.
Khun
menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh
suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang
tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis, kepercayaan
terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara pandang yang demikian
menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah menjadi pertanda telah terjadi
pergeseran paradigma.
C.
- Tahap
Pra-ilmiah, yang mengalami hanya sekali dimana tidak ada konsensus tentang
teori apapun. - Normal Science, Seorang ilmuwan yang bekerja dalam fase ini
memiliki teori override (kumpulan teori) yang oleh Kuhn disebut sebagai
paradigma. - Pergeseran Paradigma, mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan
revolusioner.
D.
Adanya
revolusi sains dengan berbagai teori argumentatifnya akan membentuk masyarakat
sains. Oleh karena itu, permasalahan paradigma / munculnya paradigma baru
sebagai akibat dari revolusi sains tiada lain hanyalah sebuah konsensus atau
kesepakatan yang sangat ditentukan oleh retorika di kalangan akademisi atau
masyarakat itu sendiri. Sejauh mana paradigma baru itu diterima oleh mayoritas
masyarakat sains, maka disitulah revolusi sains (revolusi ilmiah) akan
terwujud.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Sardar, Ziauddin. 2002. Thomas
Kuhn Dan Perang Ilmu. Yogyakarta: Penerbit
Jendela
Kuhn,
Thomas S. 2002. The Structure of Scientific Revolutions. Bandung: Remaja
Rosdakarya
[2] Thomas S.Kuhn,The
Structure of Scientific Revolutions, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), bab
I
[3] Thomas S.Kuhn,The
Structure of Scientific Revolutions, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002). Hal
10
[4] Thomas S.Kuhn,The
Structure of Scientific Revolutions, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002).
hal.53
[6] Ibid. Hal. 126
0 komentar:
Posting Komentar