- See more at: http://alanjogja.blogspot.com/2010/09/cara-meringkas-postingan.html#sthash.3mIQJlfZ.dpuf
RSS

MOTIVASI KERJA SDM

BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Motivasi telah lama menjadi tugas manajemen, menimbulkan permasalahan yang paling sulit dan penting untuk dipecahkan. Manajemen telah menggunakan banyak metode untuk memperbaiki motivasi. Suatu pendekatan tradisional diterapkan oleh banyak perusahaan,
seperti meningkatkan upah dan memperbaiki tunjangan.
Motivasi sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan sktivitasnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini pula yang dibutuhkan seseorang dalam dunia pekerjaan. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula.
Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, maupun lingkungan kerja itu sendiri. Maka dari itulah kita perlu mengetahui dan memahami bagaimana cara meningkatkan ataupun memberikan motivasi yang baik.

1.2  Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian motivasi kerja?
2.      Jelaskan pendekatan-pendekatan motivasi kerja!
3.      Bagaimanakah teori-teori dalam motivasi kerja?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian motivasi kerja
2.      Dapat menjelaskan pendekatan motivasi kerja
3.      Memahami teori-teori motivasi kerja
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian
            Motivasi berasal dari kata motive, yang berarti dorongan. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar[1].
Banyak pengertian motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli, seperti:
·         Mathis & Jackson (2006) megatakan, motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu tindakan. Oleh sebab itu, motivasi merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan.
·         Robbins (2003), motivation as the processes that account for individual’s intensity, direction, and persistence of effort toward attaining a goal
·         Wexley & Yukl (1977), memberikan batasan sebagai “the process by which behavior is energized and directed”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk mempengaruhi orang lain agar berperilaku (to behave) secara teratur. Motivasi merupan tugas bagi seorang manajer untuk mempengaruhi orang lain (karyawan) dalam suatu perusahaan.
Ada dua macam motivasi dilihat dari sumbernya:
§  Motivasi intrinsik (intrinsic motivation) adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang berupa kesadaran mengenai pentingnya manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya.
§  Motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) adalah dorongan kerja yang bersumber dari luar diri pekerja, yang berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanaka suatu pekerjaan secara maksimal[2].


2.2 Pendekatan Motivasi Kerja
            Dalam perkembangannya, motivasi dapat dipandang menjadi empat pendekatan, antara lain:
1.      Pendekatan Tradisional (traditional approach)
Pertamakali dikemukakan oleh Frederick W. Taylor dari manajemen ilmiyah (scientific management school). Dalam model ini yang menjadi titik beratnya adalah pengawasan dan pengarahan.
Pada pendekatan ini, manajer menentukan cara yang paling efisien untuk pekerjaan berulang dan memotivasi karyawan dengan sistem insentif upah, semakin banyak yang dihasilkan maka semakin besar upah yang diterima.
2.      Pendekatan Hubungan Manusia (human relation model)
Pendekatan ini selalu dikaitkan dengan pendapat Elton Mayo. Mayo mengemukakan bahwa kebosanan dan pengulangan berbagai tugas merupakan faktor yang dapat menurunkan motivasi, sedangkan kontak sosial membantu dalam menciptakan dan mempertahankan motivasi.
Dari pendekatan ini manajer dapat memotivasi karyawan dengan memberikan kebutuhan sosial serta dengan membuat mereka berguna dan lebih penting.
3.      Pendekatan Sumber Daya Manusia (McGregor)
Dalam pendekatan ini dinyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti[3].
4.      Pendekatan Kontemporer (contemporary approach)
Didominasi oleh tiga tipe motivasi: teori isi, teori proses, dan teori penguatan. Dalam teori ini manajer harus dapat memahami kebutuhan para anggotanya untuk meningkatkan tanggung jawab dan kesetiaannya atas pekerjaan dan organisasi[4].


2.3 Teori-Teori Motivasi Kerja
     Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dalam motivasi kerja ini, antara lain:
1)      Teori Kebutuhan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Abraham Maslow. Teori ini menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang munculnya sangat bergantung pada kepentingannya secara individu[5].
Maslow membagi kebutuhan manusia tersebut menjadi lima tingkatan (hierarki kebutuhan). Kelima tingkatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
ü  Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
ü  Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
ü  Kebutuhan akan rasa cinta, sosial, dan rasa memiliki (bersosialisasi dengan orang lain, diterima, saling memiliki)
ü  Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
ü  Kebutuhan aktualisasi diri:
-          kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
-          kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
-          kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya
2)      Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
Dalam teori ini dikemukakan bahwa, pada umumnya karyawan baru lebih cenderung untuk memusatkan perhatiannya pada kebutuhan mendasar dalam pekerjaan, terutama keamanan. Selanjutnya mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yg lebih tinggi, seperti kebutuhan inisiatif, kreativitas, dan tanggung jawab.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi:
a.       Faktor Kepuasan (satisfaction): prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan
b.      Faktor Ketidakpuasan (dissatisfaction): kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, penggajian, hubungan kerja, kondisi kerja, keamanan kerja, dan status pekerjaan[6].
3)      Teori ERG (Clayton Alderfer)
ERG merupakan singkatan dari tiga kata, yaitu Existence, Relatedness, dan Grouth. Alderfer melanjutkan teori hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara lebih dekat dengan hasil penelitian empiris, sehingga hasilnya mendekati kenyataan (real condition).
Secara konseptual hasil tersebut dapat dilihat persamaannya dengan teori kebutuhan Maslow, yaitu:
a)      Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua (kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman)
b)      Relatedness senada dengan hierarki ketiga dan keempat (kebutuhan sosial dan kebutuhan penghargaan diri)
c)      Grouth mengandung makna yang sama dengan self actualization[7].
4)      Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang selalu membandingkan anatara masukan-masuka yang mereka berikan pada pekerjaannya dengan hasil yang diperoleh dari pekerjaannya tersebut. Dari sini muncul dua kemungkinan, antara lain keadilan (equality) dan ketidakadilan (inequality).
Sesuatu akan dikatakan adil apabila masukan-masukan sebagai sumbangan mereka kepada perusahaan sama dengan apa yang mereka terima dari perusahaan. Sebaliknya, ketidakadilan terjadi bila masukan-masukan tidak sama dengan apa yang mereka terima dari perusahaan[8].
5)      Teori Pengharapan (Victor Vroom)
Vroom mengatakan bahwa morivasi seseorang untuk mengupayakan usaha-usaha dalam tingkat tertentu adalah fungsi dari tiga hal:
                                i.            Harapan (expectancy) seseorang berkaitan dengan probabilitas yang upaya-upaya tersebut menuju kepada kinerja
                              ii.            Pendekatan psikologis (instrumentaly), atau hubungan kepedulian dari kinerja yang berhasil dengan pencapaian penghargaan sesungguhnya
                            iii.            Interaksi emosional (valence), yang menggambarkan nilai-nilai kepedulian orang tersebut terhadap penghargaan
Oleh karena itu dalam teori ini, motivasi adalah hasil dari 3 hal: Motivasi=(E×I×V). Jika E, I, atau V adalah nol atau tidak signivikan, maka tidak ada motivasi[9].
6)      Teori Lapangan (Kurt Lewin)
Teori ini merupakan kognitif untuk mempelajari prilaku dan motivasi. Teori lapangan lebih memfokuskan pada fikiran nyata seorang pegawai ketimbang pada insting atau habit. Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada suatu waktu. Kurt Lewin juga percaya pada pendapat para ahli psikologi Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya[10].
BAB III
Penutup

3.1  Kesimpulan
Motivasi berasal dari kata motive, yang berarti dorongan. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar.
Ada beberapa pendekatan dalam motivasi kerja:
o   Pendekatan Tradisional (traditional approach), Pertamakali dikemukakan oleh Frederick W. Taylor dari manajemen ilmiyah (scientific management school).
o   Pendekatan Hubungan Manusia (human relation model), Pendekatan ini selalu dikaitkan dengan pendapat Elton Mayo.
o   Pendekatan Sumber Daya Manusia (McGregor)
o   Pendekatan Kontemporer (contemporary approach), Didominasi oleh tiga tipe motivasi: teori isi, teori proses, dan teori penguatan.
Beberapa teori motivasi:
o   Teori Kebutuhan (Abraham Maslow)
o   Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
o   Teori ERG (Clayton Alderfer)
o   Teori Keadilan
o   Teori Pengharapan (Victor Vroom)
o   Teori Lapangan (Kurt Lewin)

3.2  Daftar Pustaka
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Fitri (2012). Teori Motivasi Kerja (Psycologymania.jendela dunia psikologi). From http://www.psychologymania.com/2012/06/teori-motivasi-kerja.html




[1] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), 312.
[2] Ibid, hlm. 313.
[3] Ibid, hlm. 314.
[4] Ibid, hlm. 316.
[5] Ibid
[6] Ibid, hlm. 319.
[7] Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 289.
[8] Wilson Bangun, Op.Cit., hlm. 322.
[9] Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2 (Jakarta: PT. Indeks, 2009), 99.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar